Aug 29, 2012

dear kamu,


Dear kamu,

Rinduku terasa seperti sudah sangat kehilangan rasanya
Rindu itu seperti sebuah cangkir es buah yang kehilangan bekas jari mu yang pernah erat menggenggamnya
Rindu itu seperti kamera yang kehilangan senyumu untuk objek nya
Spesifiknya rindu itu seperti aku yang kehilangan kamu.

Bahagiaku itu sebelum aku rindu
Bahagiaku saat hanya ada punggung mu yang ada di depan mataku dengan jarak yang tetap. Saat melihat bibir mu berkomat kamit mengumpat orang orang di jalanan , dan matamu tertuju kedepan sedangkan aku terlalu serius melihat mu dari samping. Bahagia itu saat aku terjaga dan memandang matamu saat kau terpejam saat tak sengaja kau tertidur satu tempat denganku, walau aku ber-ekspektasi lebih dari sekedar ketidak sengajaan .

Aku suka memandang saat kau tak balas memandang. Aku suka saat kau mematahkan rokok yang baru saja ku nyalakan, atau saat kau berubah menjadi ustadz ketika kau tau aku sedang pergi minum beer bersama teman teman ku.
Ya memang kau tak pernah suka melakukan hal yang aneh-aneh, minum kopi saja pun kau tak suka, kau orang normal, ya senormal lelaki yang ada di abad ini.

Kemarin itu rinduku pecah, tumpah ruah!
Kemarin itu saat kau teriakan nama ku, lalu ku berbalik, dan mata kita bertatapan. Agh! Aku tak suka, itu terlalu berlebihan bagiku… melihatmu dari belakang dan kau tak tau ada yang melihatmu, itu sudah lebih dari cukup.

Pagi ini, kopi itu tak ku seduh, aku menggantinya dengan susu coklat, seperti yang biasa kau bilang. Pagi ini rokok tak kunyalakan.. sudah berminggu-minggu aku tak menghisapnya, ya.. berminggu-minggu aku rindu kamu.


No comments: